Mama tetaplah disampingku
Penulis : Abdul Rouf
Kecerian
dan kebahagian selalu hadir menemani setiap kesempatan yang mereka jalani.
Seorang gadis kecil dan ibunya, merupakan seorang ibu dan anak yang saling
menyayangi dan mencintai. Mereka hidup memang hanya berdua. Karena 2 tahun
silam, seorang lelaki yang memimpin dalam rumah tangga telah meninggalkan
mereka,bukan karena meninggalkan mereka untuk membina rumah tangga baru dengan
orang lain melainkan karena penyakit yang dideritanya yang tidak bisa lagi
terobati, sehingga harus meninggal mereka.
Meskipun
mereka hidup berdua, namun mereka memiliki sanak family yang sangat peduli
dengan mereka. Terkadang setiap weekend, sanak familynnya datang dan main
kerumah mereka. Senyum bahagia dan kecerian selalu menghiasi hari-hari mereka.
Seakan luka bekas ditinggal sosok imam dalam rumah tangga sudah tidak lagi ada
didalam hati mereka berdua.
Sang
ibu memiliki pekerjaan sebagai sekertaris disebuah perusahaan, jadi secara
perekonomian, sudah lebih dari cukup. Dan si anak menjalani kegiatannya seperti
anak-anak lain pada umumnya. Ia juga mengikuti latihan menyanyi, memang gadis
kecil ini sangat menyukai dunia tarik suara.
Setiap
kali mereka berdua selesai melakukan kegiatannya masing-masing, ketika pulang
kerumah sudah menjadi hal pasti mereka menghabiskan waktu sebaik-baiknya
bersama. Bercanda bersama, main bersama, tidur bersama, seakan-akan jangan
sampai ada waktu yang terlewatkan
sekecil apapun.
Namun
suatu ketika, sang ibu setelah pulang dari kantornya, ia merasakan sakit yang
sungguh luar biasa dibagian kepalanya. Namun sang ibu menganggapnya mungkin
hanya sakit pusing biasa, sehingga sang ibu merasa tidak perlu pergi kedokter
dan akhirnya hanya meminum obat yang dibelinya dari warung sebelah ruamahnya.
Ketika anak tercintanya pulang dari les menyanyi, seperti biasa ibunya selalu
menyambutnya dengan rasa gembira, seakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Ia
akan menghilangkan perasaan apapun itu, agar anaknya tidak tahu apa yang
dialami sang ibu.
Setelah
beberapa hari sakit yang ada dikepalanya tak kunjung mereda, akhirnya sang ibu
meminta bantuan kakaknya untuk mengantarkan kerumah sakit, untuk memeriksakan
keluhan sakitnya. Hal itu dilakukan ketika gadis kecil sedang sekolah, karena
tidak ingin anaknya tau apa yang terjadi. Setelah menunggu hasil pemeriksaan
dirumah sakit, dengan perasaan sang ibu yang biasa saja, karena ia masih
menganggap bahwa penyakitnya hanya penyakit pusing biasa. Setelah dibuka dan
membacanya bersasma kakaknya, jauh dari perkiraan mereka, dengan terkejut
seperti merasakan suatu cobaan besar datang menghampiri, dalam surat keterangan
dari dokter tersebut menyatakan bahwa sang ibu telah menderita penykit kanker
otak. Dengan perasaan masih tidak percaya sang ibu dan kakanya duduk lemas
terdiam dikursi, seakan-akan itu mimpi. Ia memang penyakit kanker merupakan
salah satu penyakit ganas mematikan didunia. Terlihat wajah kepasrahan sang ibu
mendengar penyakit yang deritanya.
Setelah
pemeriksaan tersebut, sang ibu menghubungi sanak familynya untuk tidak memberi
tahukan kabar tentang penyakitnya kepada sang anak yang sangat dicintainya.
Karena ia tidak ingin sang anak sedih. Sehingga ia dan sanak familynya
merahasiakan semuanya terhadap sang anak. Hingga sampai sekitar 3 bulan dari
hari permeriksaan tersebut sang ibu masih memberikan senyuman kecerian
kebagiaan bersama anak tercintanya, dengan melakukan kegiatan yang sering
mereka lakukan yaitu bermain berama, bercanda bersama. Seakan akan tidak
terjadi apa-apa dalam dirinya. Sungguh ibu yang luar biasa.
Saat
setelah 6 bulan, sang ibu kembali merasakan sakit yang seakan tidak bisa ditahan
lagi, sehingga ia menelfon kepada kakanya. Setelah mengobrol beberapa saat
tenteng apa yang dirasakannya, ternyata sang anak berada disampinnya dan
mendengarkan pembicaraan mereka. Sang anak meneteskan air mata. Sambil berkata
“mama akan bermain bersama ku lagi?”, ibunya hanya tersenyum dan menjawab “pasti,nak”.
Perawatan
mulai intensif dilakukan, dengan harapan penyakit yang dideritanya bisa sembuh.
Sampai akhirnya pada suatu saat keluarga besarnya dan juga anaknya, dikumpulan,
dengan perasaan bingung sang anak bertanya kepada ibunya “kenapa mereka kesini
semua mama, apa kah ada yang ulang tahun hari ini?” dengan polosnya. Pada
kesempatan tersebut sang ibu berpesan kepada sanak family untuk menitipkan
anaknya, karena ia merasa dirinya tidak sanggup lagi menahan penyakitnya.
Kembali dengan polosnya sang anak menanyakan “mama mau kemana?” sambil
meneteskan air mata.
Hari-hari
semakin cepat berlalu, penyakit yang diderita sang ibu semakin parah. Setiap
hari sang anak selalu menemani ibunya tidur ditempat tidur rumah sakit, dengan
pelukan hangat sang anak ketika akan tidur selalu memeluk ibunya dan selalu
terucap dalam bibir kecilnya “mama akan selalu tidur disampingku kan?”,sang ibu
tidak bisa menjawab,hanya air mata yang keluar dari matanya. Membayangkan jika
memang dirinya tidak sanggup lagi bertahan, maka ia tidak lagi bisa bercanda
dengan anaknya.
Hingga
pada suatu ketika, dipagi hari. Sang anak bangun dari tidurnya, tidak seperti
biasanya sang anak bangun lebih dulu dibandingkan ibunya. Sang anak hanya
memandangi ibunya yang masih dalam keadaan tertidur pulas, dalam benak sang
anak, ibunya memang benar-benar masih lelah sehingga ia menganggap ibunya
benar-benar masih tertidur. Beberapa menit berlalu, gadis kecil itu masih dalam
keadaan sama yaitu memandangi sang ibu. Kemudian sang anak mulai mencoba
membangunkan sang ibu, “selamat pagi mama”, “mama pulas sekali tidurnya”,”mama
bangun,nanti aku buatin susu”,,,berulang kali sang anak melontarkan perkataan
serupa, dengan maksud agar ibunya mendengar dan bangun. Tetapi setelah
berualang kali, tetap saja sang ibu tidak menunjukkan reksinya. Dengan keadaan
polos dan bingung si anak, hanya bisa terdiam dan meneteskan air mata sambil
berharap kalau ibunya sebentar lagi akan bangun.
Setelah
sekitar satu jam berlalu, akhirnya tim dokter datang ke ruangan. Seperti
biasanya setiap pagi tim dokter selalu mengecek kondisi sang ibu. Setelah
dilakukan pengecekan. Memang benar ternyata sang ibu sudah tidak bisa tertolong
lagi, melihat kepanikan tim dokter yang mondar-mandir untuk melakukan
pertolongan kepada sang ibu, si anak menangis, secara perlahan penuh perhatian
sang bibi menjelaskan kalau sang ibu sudah tidak bisa disampingnya lagi untuk
menemaninya tidur. Untuk yang terakhir dengan meneteskan air mata, sang anak
memeluk sang ibu, sembari berucap “mama tetaplah disampingku”, mendengar
perkataan dari sang kecil, tim dokter dan sanak family yang ada ditempatpun
ikut meneteskan air mata.
Pesan moral :
memang begitulah sosok seorang ibu, akan melakukan apapun supaya
anak-anak yang dicintai bisa tersenyum, entah dalam kondisi yang tidak
mendukung misalnya terkena penyakit parah, tapi sosok sang ibu masih bisa
memberikan senyuman buat anak-anaknya.
Kita
saat ini masih diberikan kesehatan, diberikan keluarga yang utuh, tanpa ada
yang berkurang, maka manfaatkanlah kesempatan itu untuk melakukan yang terbaik
untuk ibu kita. Jangan menjadi anak yang selalu meyusahkan ibu, karena kita
akan tersadar sangat kehilangan sang ibu jika ibu kita sudah meninggalkan kita.
Disaat itu penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi. Baik sahabat mococerpen
semoga artikel diatas yang berjudul Mama Tetaplah Disampingku bisa menjadi
pelajaran yang berharga bagi kita, untuk lebih menghargai lagi sosok seorang
mama. Terima kasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat.
Amiiinnnnnnnnn.................
--------------------*****--------------------
7 komentar
waah keren gan artikelnya, , nice share gan
ok,terima kasih,gan,,,,sukai halaman facepage facebooknya juga ya gan.. :-D
heheh,,jadi teringat mama ane
iyaa nih, kalau membicarakan tentang ibu, hati jadi bergetar...hehee
thats make me always love my momy...:')
selagi masih punya ibu, memang harus kita sayangi gan...
Itu buatan agan sendiri ya?