Cerita Inspirasi Religi : Tertundanya Kematian Seorang Pemuda Taat

No Comments

Tertundanya Kematian


Tertundanya Kematian Seorang Pemuda Taat
Tertundanya Kematian Seorang Pemuda Taat

Cerita Inspiratif Religi tentang Tertundanya Kematian merupakan sebuah Cerita yang mococerpen dapatkan dari cuplikan artikel yang kemudian kami kembangkan. Selamat membaca artikel ini sahabat, semoga bermanfaat.

Kematian merupakan sebuah takdir Allah SWT, setiap makhluk yang ada di muka bumi ini akan kembali kepada-Nya, tidak ada diantara kita yang bisa menjamin bahwa kita akan hidup kekal di dunia ini. Karena satu-satunya yang kekal hanya milik Allah SWT. Maka dari itu kita harus selalu melakukan segala amal terpuji dalam segala perbuatan, sebagai bekal kita untuk menghadapai kematian.

 *****

Kisah Seorang pemuda dizaman Nabi Daud a.s. Suatu ketika, Nabi Daud a.s. duduk di suatu tempat. Tepat Disampingnya, ada seorang pemuda shaleh yang sedang duduk dengan tenang tanpa banyak bicara. Tiba-tiba, datang Malaikat Maut yang mengucapkan salam kepada Nabi Daud. Yang membuat Nabi Daud a.s heran adalah ketika Malaikat Maut terus memandangi pemuda itu dengan serius. Kemudian Nabi Daud a.s berkata kepada Malaikat maut :

  • Nabi Daud berkata kepadanya, "Mengapa engkau memandangi dia?"
  • Malaikat Maut menjawab, "Aku mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk mencabut nyawanya tujuh hari lagi di tempat ini!"

Mendengar hal tersebut, Nabi Daud pun merasa iba dan kasihan kepada pemuda itu. Setelah beberapa kali mengajukan pertanyaan kepada Malaikat Maut, kemudian Nabi Daud a.s mendekati pemuda tersebut, dan mengajaknya bercengkrama, sehingga terjadi sebuah percakapan diantara mereka :

  • "Wahai Anak Muda, apakah engkau mempunyai istri?" kata Nabi Daud a.s kepada pemuda tersebut.
  • "Tidak, saya belum pernah menikah," jawabnya.
  • "Datanglah engkau kepada Fulan “seseorang yang sangat dihormati di kalangan Bani Israil.” Dan katakan kepadanya, Daud menyuruhmu untuk mengawinkan anakmu denganku.' Lalu, kau bawa perempuan itu malam ini juga. Bawalah bekal yang engkau perlukan dan tinggallah bersamanya. Setelah tujuh hari, temuilah aku di tempat ini."
  • Pemuda itupun pergi dan melakukan apa yang dinasihatkan oleh Nabi Daud a.s kepadanya. Dia pun dinikahkan oleh orang tua si Gadis. Dia tinggal bersama istrinya selama tujuh hari. Pada hari kedelapan pernikahannya, dia menepati janjinya untuk bertemu dengan Daud a.s ditempat yang sama.
  • "Wahai Pemuda, bagaimana engkau melihat peristiwa itu?"
  • "Seumur hidupku, aku belum pernah merasakan kenikmatan dan kebahagiaan seperti yang kualami beberapa hari ini," jawabnya.

Kemudian, Nabi Daud memerintahkan pemuda itu untuk duduk di sampingnya guna menunggu kedatangan malaikat yang hendak menjemput kematiannya. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Nabi Daud berkata, "Pulanglah kepada keluargamu dan kembalilah ke sini untuk menemuiku di tempat ini delapan hari setelah ini."

Pemuda itu pun pergi meninggalkan tempat itu menuju rumahnya. Pada hari kedelapan, pemuda itu kembali menemui Nabi Daud a.s di tempat tersebut dan duduk di sampingnya lagi. Kemudian, kembali lagi pada minggu berikutnya, dan begitu seterusnya. Setelah sekian lama.
Setelah hal tersebut terjadi berulang-ulang,datanglah Malaikat Maut kepada Nabi Daud a.s, dan kemudian Nabi Daud a.s kembali berkata kepada Malaikat Maut :

  • "Bukankah engkau pernah mengatakan kepadaku bahwa engkau akan mencabut nyawa anak pemuda ini dalam waktu tujuh hari ke depan?"
  • Malaikat itu menjawab, "Ya."
  • Nabi Daud berkata lagi, "Telah berlalu delapan hari, delapan hari lagi, delapan hari lagi, dan engkau belum juga mencabut nyawanya."
  • "Wahai Daud, sesungguhnya Allah swt merasa iba kepadanya lalu dia menunda ajalnya sampai tiga puluh tahun yang akan datang."

Pemuda dalam kisah ini adalah seseorang yang taat beribadah, ahli munajat, gemar berbuat kebaikan, dan sangat penyayang kepada keluarganya. Boleh jadi, karena amal saleh dan doa-doanyalah, Allah Swt. berkenan menunda kematian sang Pemuda hingga tiga puluh tahun lamanya.

Sungguh, suatu kaum akan ditimpa azab oleh Allah sebagai suatu ketetapan yang pasti. Namun, kemudian seorang anak di antara mereka membaca, "Alhamdulillahi Rabbil Alamin." Ucapan itu didengar Allah dan Dia mengangkat azab-Nya dari mereka karena bacaan itu selama 40 tahun. (Fakhruddin Ar Razi).

Pesan Moral : 

Sesungguhnya Allah akan membalas segala perbuatan manusia, dari yang hanya sebesar zaroh sampai yang sangat besar sekali. Jika berbuat kebaikan maka Allah SWT akan membalas juga dengan kebaikan, kemudian sebaliknya jika berbuat keburukan maka Allah SWT juga akan membalasnya dengan azab keburukan yang setimpal. Seperti kisah diatas “bahwasannya seorang pemuda yang taat beribadah, ahli munajat dan gemar berbuat kebaikan, mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT yaitu dengan ditundanya kematian sampai hari ke tiga puluh tahun.” 


--------------------*****--------------------





 

Jangan lupa sukai fanspage facebook Moco Cerpen dan follow twitter @MC_MocoCerpen ya Sahabat.

Bagikan Artikel :