Cerita Inspirasi Kehidupan : Menjadi Dewasa itu Sebuah Pilihan

2 comments
Inspirasi Kehidupan - Dihari yang begitu cerah ini, admin akan share sebuah artikel mengenai Inspirasi Kehidupan yang berjudul Menjadi Dewasa Itu Sebuah Pilihan. Semoga artikel ini dapat menemani para sahabat Moco Cerpen dalam waktu santai dan juga dapat memberikan sebuah motivasi maupun Inspirasi kepada sahabat. amin
Menjadi Dewasa itu Sebuah Pilihan
Menjadi Dewasa itu Sebuah Pilihan

Cerita Inspirasi Kehidupan : Menjadi Dewasa itu Sebuah Pilihan

Suatu hari, Ibuku bangun pagi-pagi sekali, lalu bekerja keras sepanjang hari, dari menyiapkan makanan untuk kami sampai membereskan rumah tanpa dibantu oleh pembantu.

Sudah dari jam tujuh malam tadi Ibu selesai menghidangkan makan malam untuk Ayah dan kami, sangat sederhana sekali, hanya berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi. Namun sayang, karena sibuk mengurusi adik kecilku yang terus merengek, tempe dan telur goreng yang dibuat oleh Ibuku pun agak sedikit gosong.

Saya melihat Ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, sementara minyak gorengnya sudah habis. Kami menunggu dengan tegang apa reaksi Ayah yang pulang kerja, pasti beliau sudah sangat capek, apalagi melihat makan malamnya hanya tempe dan telur yang gosong.

Luar biasa..!!! Ayah saya dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan oleh Ibu dengan bibir tersenyum, dan bahkan beliau berkata, “Bu terima kasih ya..!“

Tak lama kemudian, Ayah saya terus menanyakan kegiatan saya dan adik saya di sekolah. Selesai makan, tepatnya di meja makan, saya mendengar Ibu meminta maaf kepada semuanya, karena telor dan tempe yang di sajikan itu gosong dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang Ayah katakan pada Ibu, “Sayang, gak apa-apa, malahan saya suka sekali dengan telor dan tempe yang gosong, kok.“

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada Ayah, kemudian saya bertanya, apakah Ayah benar-benar menyukai telur dan tempe yang gosong tadi ?

Heran dengan pertanyaan saya, tiba-tiba Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya sambil berkata, “Anakku, Ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia benar-benar sudah sangat capek, Jadi sepotong telor dan tempe
yang gosong itu tidak akan menyakiti siapa pun, kan..!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya, “Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi."

"Ingatlah, emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalulah berpikir yang dewasa.“

Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi, karena ini pasti punya alasannya sendiri.

Dan janganlah kita menjadi orang yang egois dan hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti dengan keadaan orang lain.

“Tua itu pasti, tapi Dewasa itu PILIHAN.“

Jika kita menganggap diri kita sudah menginjak dan menjadi orang dewasa maka tentu saja hal tersebut harus kita buktikan dengan kedewasaan dalam berfikir bukan dewasa karena memiliki badan yang tumbuh besar. Kedewasaan dalam berpikir dapat kita lakukan dengan hal-hal kecil, misalnya selalu berpikir positif, tidak mudah marah ataupun egois serta masih banyak lagi yang lainnya.

Demikianlah artikel berjudul Menjadi Dewasa Itu Sebuah Pilihan yang dapat admin sampaikan kepada sahabat sekalain semoga dapat diambil sisi positifnya dan juga dengan membaca artikel tersebut, sahabat Moco Cerpen dapat lebih berpikiran dewasa dalam menghadapi segala sesuatunya. Amin, Jika sahabat ingin membaca artikel penuh inspirasi lainnya, sahabat bisa membaca dikategori Cerita Inspirasi Religi, Cerita Inspirasi Sukses maupun Inspirasi Wanita yang tentu saja tidak kalah dalam menginspirasi sahabat sekalian.

Baca Juga artikel menarik tentang Cerita Inspirasi Kehidupan lainnya :

cerita Inspirasi Kehidupan : Kisah Nyata Seorang Atlet Lari Dan Seorang Ayah

No comments
cerita Inspirasi Kehidupan Kisah Nyata Seorang Atlet Lari Dan Seorang Ayah
Kisah Nyata Seorang Atlet Lari Dan Seorang Ayah

cerita Inspirasi Kehidupan - Kisah Nyata Seorang Atlet Lari Dan Seorang Ayah

Inspirasi Kehidupan - Kisah yang akan admin bagikan ini merupakan sebuah kisah nyata yang terjadi pada Seorang Atlet Lari Dan Seorang Ayah diOlimpiade Barcelona (1992), kisah ini admin ambil dari Novel Inspiratif Sepatu Terakhir. Dalam cerita ini, kita diajarkan bahwa keseriusan, perjuangan dan dukungan dapat mengubah segalanya. Untuk lebih lengkapnya, mari kita simak bersama ulasannya.

Enam puluh lima ribu pasang mata hadir di stadion itu. Semua hendak menyaksikan event atletik besar di ajang olahraga terbesar di bumi ini.

Nama lelaki itu Derek Redmond, seorang atlet pelari olimpiade asal Inggris. Impian terbesarnya ialah mendapatkan sebuah medali olimpiade, apapun medalinya. Derek sebenarnya sudah ikut di ajang olimpiade sebelumnya, tahun 1988 di Korea. Namun sayang beberapa saat sebelum bertanding, ia cedera sehingga tak bisa ikut berlomba. Mau tak mau, olimpiade ini adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan mimpinya. Ini adalah hari pembuktiannya, untuk mendapatkan medali di nomor lari 400 meter. Karena ia dan ayahnya sudah berlatih sangat keras untuk ini.

Suara pistol menanda dimulainya perlombaan. Latihan keras yang dijalani Derek Redmond, membuatnya segera unggul melampaui lawan-lawannya. Dengan cepat ia sudah memimpin hingga ke meter ke 225. Berarti kurang 175 meter lagi. Ya, kurang sebentar lagi ia akan mendapatkan medali yang diimpikannya selama ini. Namun tak ada yang menyangka ketika justru di performa puncaknya, ketika ia sedang memimpin perlombaan tersebut, tiba-tiba ia didera cedera secara tiba-tiba di meter 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki kanannya. Saking sakitnya, seolah kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru. Dan seperti orang yang ditembak kakinya, Derek Redmond pun menjadi pincang. Yang ia lakukan hanya melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat, lalu rebah di tanah. Sakit di kakinya telah menjatuhkannya.

Derek sadar, impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus sudah. Melihat anaknya dalam masalah, Ayahnya yang berada di atas tribun, tanpa berpikir panjang ia segera berlari ke bawah tribun. Tak peduli itu menabrak dan menginjak sekian banyak orang. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera menolong anaknya.

Di tanah, Derek Redmond menyadari bahwa impiannya memenangkan olimpiade pupus sudah. Ini sudah kedua kalinya ia berlomba lari di Olimpiade, dan semuanya gagal karena cedera kakinya. Namun jiwanya bukan jiwa yang mudah menyerah. Ketika tim medis mendatanginya dengan membawa tandu, ia berkata, "Aku tak akan naik tandu itu, bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan perlombaan ini" katanya.

Maka Derek pun dengan perlahan mengangkat kakinya sendiri. Dengan sangat perlahan pula, sambil menahan rasa sakit di kakinya, ia berjalan tertatih dengan sangat lambat. Tim medis mengira bahwa ingin berjalan sendiri ke tepi lapangan, namun mereka salah. Derek ingin menuju garis finish.

Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah sampai di tribun bawah. Ia segera melompati pagar lalu berlari melewati para penjaga menuju Anaknya yang berjalan menyelesaikan perlombaan dengan tertatih kesakitan. Kepada para penjaga ia hanya berkata, "Itu anakku, dan aku akan menolongnya !"

Akhirnya, kurang 120 meter dari garis finish, sang Ayah pun sampai juga di Derek yang menolak menyerah. Derek masih berjalan pincang tertatih dengan sangat yakin . Sang Ayah pun merangkul dan memapah Derek. Ia kalungkan lengan anaknya tersebut ke bahunya.

"Aku disini nak" katanya lembut sambil memeluk anaknya, "dan kita akan menyelesaikan perlombaan ini bersama-sama"

Ayah dan anak tersebut, dengan saling berangkulan, akhirnya sampai di garis finish. Beberapa langkah dari garis finish, sang Ayah, Jim, melepaskan rangkulannya dari anaknya agar Derek dapat melewati garis finish  tersebut seorang diri. Lalu kemudian, barulah ia merangkul anaknya lagi.

Enam puluh lima ribu pasang mata menyaksikan mereka, bersorak bertepuk tangan, dan sebagian menangis. Scene Ayah dan anak itu kini seolah lebih penting daripada siapa pemenang lomba lari.

Derek Redmond tak mendapat medali, bahkan ia didiskualifikasi dari perlombaan. Namun lihatlah komentar Ayahnya.

"Aku adalah Ayah yang paling bangga sedunia ! Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas sekalipun"

Dua tahun pasca perlombaan lari tersebut, dokter bedah mengatakan kepada Derek bahwa Derek tak akan lagi dapat mewakili negaranya dalam perlombaan olahraga.

Namun tahukah kalian apa yang terjadi ?

Lagi-lagi, dengan dorongan dari Ayahnya, Derek pun akhirnya mengalihkan perhatiannya. Dia pun menekuni dunia basket, dan akhirnya menjadi bagian dari timnas basket Inggris Raya. Dikiriminya foto dirinya bersama tim basket ke dokter yang dulu memvonisnya takkan mewakili negara dalam perlombaan olahraga.

----------********----------
Jika kasih ibu, adalah melindungi kita dari kelamnya dunia, maka kasih seorang Ayah adalah mendorong kita untuk menguasai dunia itu. Seorang Ayah akan senantiasa mendukung, memotivasi, men-support, dan membersamai kita dalam kondisi apapun. Ayah pulalah yang akan meneriakkan kita untuk bangkit, lalu memapah kita hingga ke garis finish. Karena mereka tak ingin kita menyerah pada keadaan, sebagaimana yang ia contohkan.

Demikianlah sebuah artikel yang dapat admin bagikan kepada sobat sekalian. semoga dapat memerikan banyak sekali manfaat dalam mengispirasi kita semua. Jika sobat ingin membaca artike penuh inspirasi lainnya yang tidak kalah menarik, sobat dapat mengunjungi/membaca pada kategori Inspirasi Wanita maupun Cerita Inspirasi Religi dan Cerita Inspirasi Sukses. Terima kasih sudah berkunjung diblog sederhana ini sobat.

Baca Juga artikel menarik lainnya tentang Cerita Inspirasi Kehidupan :

Cerita Inspirasi Religi : Kisah Seorang Kafir Yahudi Dan Ibnu Hajar Al Asqalany

No comments
Cerita Inspirasi Religi
Kisah Seorang Kafir Yahudi Dan Ibnu Hajar Al Asqalany

Cerita Inspirasi Religi : Kisah Seorang Kafir Yahudi Dan Ibnu Hajar Al Asqalany

Cerita Inspirasi Religi - Diartikel yang akan admin share ini merupakan sebuah kisah dizaman nabi dulu dimana terjadi sebuah percakapan antara Ibnu Hajar Al Asqalany dengan Yahudi. Kisah tersebut terdapat beberapa kejadian yang dapat menginspirasi bagi kita semua. Mari kita simak kisahnya sebagai berikut.

Suatu ketika Ibn Hajar Al 'Asqalani; beliau adalah penulis Fathul Bari (Syarah Shahih al-Bukhari) yang termasyhur itu, melintas dengan kereta mewahnya. Beliau dicegat oleh seorang Yahudi penjual minyak ter. Penampilan keduanya bertolak belakang. Ibnu Hajar tampak anggun & megah. Sementara itu, Yahudi penjual minyak ter itu dekil, compang-camping, berbau busuk, & kumal.

Dicegatnya Ibnu Hajar lalu Yahudi itu bertanya, "Nabimu mengatakan bahwa dunia adalah penjara bagi orang mukmin & surganya orang kafir (HR Muslim), benarkah demikian ?", ujarnya.

"Betul, demikianlah sabda beliau SAW", sahut Ibnu Hajar tersenyum.

"Kalau begitu akulah mukmin & kamulah kafir !", hardik si Yahudi.

"Oh", sahut Ibnu Hajar sembari tersenyum lagi, "Mengapa bisa demikian hai Ahli Kitab yang malang ?"

Jawab si Yahudi, "Coba lihat, aku hidup dalam susah dan nestapa sebagai penjual minyak ter, maka aku merasa terpenjara, maka aku mukmin. Sementara kamu, hidup mewah dan megah, maka kamu seperti di surga, sehingga sesuai hadits tadi, kamu adalah orang kafir."

Ibnu Hajar menyimak. Setelah tersenyum lagi, beliau berkata, "Sudikah jika aku jelaskan padamu makna yang benar dari hadits itu duhai cucu Israil ?"

"Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin seperti diriku, sebab segala kemewahan yang kunikmati sekarang, tak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang Allah sediakan untuk kami di surga. Dalam kemewahan ini, kami menanti nikmat yang jauh lebih berlipat. Maka hakikatnya, dunia ini adalah penjara buat kami."

"Sementara kau, di dunia memang payah & menderita, tapi semua nestapamu itu tiada artinya dibanding dengan apa yang Allah sediakan bagimu kelak di neraka. Duniamu yang menyiksa itu, sungguh adalah surga tempatmu masih bisa tersenyum, makan, & minum; menanti siksa abadi kelak di neraka sejati." Yahudi penjual ter itu ternganga.

Lalu dengan mata berkaca-kaca, dia berkata dengan lirih, "Asyhadu anlaa Ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammmadan Rasulallah.."

Segera, tanpa memedulikan pakaiannya yang mungkin terkotori, Ibnu Hajar memeluk si penjual minyak ter yang kini telah berislam.

"Selamat datang ! Selamat datang saudaraku ! Selamat atas hidayah Allah padamu, segala pujian hanya milikNya !" Mereka berangkulan erat.

Hari itu, si penjual minyak ter dibawa Ibnu Hajar ke rumahnya, dididik, & akhirnya menjadi salah seorang muridnya yang utama.

Begitulah kekuatan ilmu & ruhani yang tersambung ke langit suci. Orang Shalih itu mengilhami, bahkan 'ejekan'nya pun, jadi jalan hidayah. :)

Pesan seperti apa yang dapat kita peroleh dari cerita diatas. Salah satu suri teladan yang dapat kita jadikan Inspirasi Kehidupan dari cerita diatas adalah meskipun kita diejek, dihina dan dicela maka tetaplah tersenyum dan balaslah ejekan tersebut dengan sebuah kebaikan, niscaya Allah akan selalu memberikan bantuan kepada seorang yang seperti demikian.
Cukup sekian artikel berjudul Kisah Seorang Kafir Yahudi Dan Ibnu Hajar Al Asqalany yang dapat admin bagikan kepada sobat sekalian, semoga dapat memberikan manfaat yang tak terhingga bagi kita semua. Amin.

Baca Juga Artikel Cerita Inspirasi Religi lainnya :

Cerita Inspirasi Kehidupan : Semuanya Aku Berikan Secara Gratis

No comments
Cerita Inspirasi Kehidupan
Semuanya Aku Berikan Secara Gratis

Cerita Inspirasi Kehidupan : Semuanya Aku Berikan Secara Gratis

Inspirasi Wanita - Pada artikel yang akan admin bagikan ini, merupakan sebuah inspirasi seorang Ibu yang memberikan kasih sayang secara cuma-cuma kepada anaknya. Bagaima ceritanya mari kita baca diartikel ini, cekidot. . .
Suatu sore, seorang anak menghampiri Ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya. Setelah sang Ibu mengeringkan tangannya dengan celemek, ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya :
 
Untuk memotong rumput : Rp. 5.000
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini : Rp. 5.000
Untuk pergi ke toko disuruh Ibu : Rp. 3.000
Untuk menjaga adik waktu Ibu belanja : Rp. 5.000
Untuk membuang sampah : Rp. 1.000
Untuk nilai yang bagus : Rp. 3.000
Untuk membersihkan dan menyapu halaman : Rp. 3.000
 
Jadi hutang Ibu adalah : Rp. 25.000

Sang Ibu memandangai anaknya dengan penuh sayang. Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang Ibu. Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya. Dan inilah yang ia tuliskan :
 
Untuk sembilan bulan Ibu mengandung kamu : Gratis
Untuk semua malam Ibu menemani kamu : Gratis
Untuk semua mainan, makanan dan baju : Gratis
Untuk membawamu ke dokter dan mengobati saat kamu sakit, serta mendo'akan kamu : Gratis Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu : Gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta Ibu adalah : Gratis

Anakku.. dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, akan kau dapatkan bahwa harga cinta Ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis Ibunya, sang Anak pun berlinang air mata dan menatap wajah Ibunya, dan berkata, "Bu, aku sayang sekali sama Ibu"

Ia kemudian mendekap Ibunya. Sang Ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya, "Ibupun sayang kamu nak" kata sang Ibu.

Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf huruf besar sambil diperhatikan sang Ibu "LUNAS"

Pesan Terkandung :

Sahabat, seberapapun jasa yang telah kita berikan kepada Ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada Ibu, atau seberapapun liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk Ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang Ibu. Kasih Ibu sepanjang masa. Dapatkah kita menukar kasih sayang Ibu itu dengan materi ? menukar dengan bilangan angka ? atau menukar dengan rangkaian terima kasih ?

Tidak sahabat, sama sekali tidak bisa. Oleh karenanya sahabatku, berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau, dan do'akanlah beliau.

Cukup sekian artikel penuh dengan inspirasi yang dapat admin bagikan. semoga sebuah cerita diatas dapat memberikan kita kesadaran bahwa ibulah sosok seorang yang mencintai kita dengan tulus. jangan lupa untuk membaca artikel mengenai Inspirasi Kehidupan juga ya.

Baca Juga Cerita Inspirasi Kehidupan lainnya :

Cerita Inspirasi Kehidupan : Seorang Pengembala Yang Mendapatkan Keadilan Dari Allah

No comments
Cerita Inspirasi Kehidupan
Seorang Pengembala Yang Mendapatkan Keadilan Dari Allah

Cerita Inspirasi Kehidupan : Seorang Pengembala Yang Mendapatkan Keadilan Dari Allah

Inspirasi Kehidupan - Bertemu lagi dengan admin yang selalu akan memberikan sebuah cerita-cerita menarik dalam setiap postingan. Pada kesempatan yang sangat berbahagia ini, admin akan berbagi sebuah Cerita Inspirasi Kehidupan berjudul Seorang Pengembala Yang Mendapatkan Keadilan Dari Allah. Bagaimana kisahnya, mari kita baca.

Seorang pemuda yang masih belia tampak begitu kelelahan dan kehausan. Maka tatkala tiba di disuatu oase yang bening airnya dengan tanaman rindang disekelilingnya, Penunggang Kuda itu menghentikan kudanya dan turun ditempat tersebut. Ia berbaring, lalu meletakkan sebuah bungkusan disampingnya.

Matahari sangat terik, namun disitu amat teduh, sehingga tanpa sengaja ia tertidur pulas setelah memuaskan dahaganya dengan meminum air bening di oase tadi.

Ketika ia terjaga, matahari mulai condong. Ia sedang mengejar waktu karena ibunya sakit keras. Tampaknya ia anak seorang yang kaya raya, terlihat dari pakaiannya yang mewah dan kudanya yang mahal. Dengan tergesa-gesa ia melompat ke punggung kuda dan bungkusannya tertinggal karena ia hanya berpikir untuk segera tiba dirumah menunggui ibunya yang sedang sekarat. Bapaknya sudah meninggal dibunuh orang beberapa tahun yang lalu.

Tidak lama setelah ia meninggalkan tempat tersebut, seorang penggembala lewat ditempat tersebut. ia terkesima melihat ada sebuah bungkusan kain tergeletak dibawah pohon. Diambilnya bungkusan itu, lalu dibawanya pulang kegubuknya yang buruk. (Baca Juga : Inspirasi Wanita)

Alangkah gembiranya hati si anak gembala tersebut tatkala melihat bungkusan tersebut ternyata isinya emas dan perak yang sangat berharga. Ia yatim piatu dan masih kecil sehingga penemuan itu di anggapnya merupakan hadiah baginya.

Tak berapa lama, seorang kakek yang sudah bungkuk berjalan terseok-seok melalui oase tadi. Karena kelelahan ia beristirahat di bawah pohon yang rimbun. Belum sempat ia melepas lelah, anak muda penunggang kuda yang tertidur sebelumnya dibawah pohon tadi datang hendak mengambil bungkusan yang tertinggal.

Tatkala ia sampai, alangkah terkejutnya pemuda tersebut melihat bahwa dipohon tersebut tidak lagi menemukan bungkusan kain. Yang nampak hanyalah seorang kakek. Maka pemuda itu dengan suara keras bertanya kepada si kakek, "Mana bungkusan yang tadi disini ?"

"Saya tidak tahu," jawab kakek dengan gemetar.

"Jangan bohong !" bentak si Pemuda.

"Sungguh, waktu saya tiba disini, tidak ada apa-apa kecuali kotoran kambing". jawab si kakek.

"Kurang ajar ! Kamu mau mempermainkan aku ? Pasti engkau yang mengambil bungkusanku dan menyembunyikan di suatu tempat .. Ayo kembalikan !"

"Bungkusan itu baru kuambil dari kawan ayahku sebagai warisan yang telah dititipkan ayahku kepadanya untuk diserahkan kepadaku kalau aku sudah dewasa, yaitu sekarang ini. Kembalikan !" lanjut si Pemuda

"Sumpah tuan, saya tidak tahu," sahut kakek tersebut makin ketakutan.

"Kurang ajar ! Bohong ! Ayo serahkan kembali. Bila tidak ,tahu rasa nanti" hardik Pemuda tadi.

Karena kakek itu tidak tahu apa-apa, maka ia tetap bersikeras tidak melihat bungkusan tersebut. Si Pemuda tidak bisa dapat mengendalikan kemarahannya lagi. Dicabutnya pedang pendek dari pinggangnya dan akhirnya kakek tadi di bunuhnya. Setelah itu ia mencari kesana-kemari mencari bungkusan yang ia tinggalkan. Akan tetapi tidak ditemukan. Setelah itu ia naik ke punggung kuda dan memacunya ke rumahnya dengan perasaan marah dan kecewa.

Berita ini ditanyakan kepada Nabi Musa oleh salah seorang muridnya. "Wahai Nabiyullah, bukankah cerita tersebut justru menunjukan ketidak adilan Allah ?"

"Maksudmu ?" tanya Nabi Musa.

"Kakek itu tidak berdosa tetapi menanggung malapetaka yang tidak patut diterimanya. Sedangkan si anak gembala yang mengantungi harta tadi malah bebas tidak mendapatkan balasan yang setimpal".

"Menurutmu Tuhan tidak adil ?" ucap Nabi Musa terbelalak.

"Masya Allah. Dengarkan baik-baik latar belakang ceritanya". Kemudian Nabi Musa pun bercerita.

"Ketahuilah, dahulu ada seorang petani hartawan dirampok semua perhiasan harta benda miliknya oleh dua orang bandit yang kejam. setelah berhasil merampok, harta itu dibagi dua oleh perampok tersebut. Dalam pembagian harta rampokan tersebut terjadi kecurangan oleh salah seorang bandit yang tamak sehingga harta rampokkan tersebut dikuasainya sendiri setelah membunuh kawannya. Bandit yang tamak itu adalah kakek yang di bunuh oleh pemuda tadi. Sedangkan bandit yang dibunuh oleh kakek itu adalah ayah dari pemuda yang membunuh kakek tadi. Disini berarti nyawa di bayar nyawa. Sedangkan petani yang hartawan itu adalah ayah dari si pemuda gembala tadi yang mengambil bungkusan kain tadi. Itulah keadilan Tuhan. Harta kekayaan telah kembali kepada yang berhak dan kejahatan dua bandit tadi telah memperoleh balasan yang setimpal. Meskipun peristiwanya tidak berlangsung tepat pada masanya".
 
Hikmah Terkandung :

Marilah kita melihat sejenak ke belakang. Ke masa lalu. Apakah kita pernah melakukan sebuah kesalahan ? Minta maaf lah. dan carilah ridho dari orang yang pernah kita dzalimi. Mungkin bukan kita yang akan merasakan dampak buruk kesalahan kita. bisa jadi anak kita ataupun cucu cucu kita.

Apapun yang sudah kita lakukan entah itu adalah sebuah kebaikan ataupun sebuah keburukan. Pasti akan ada balasan yang setimpal bagi para pelakunya.

Seperti itulah kisah yang dapat admin share kepada sobat sekalian. semoga sobat dapat mengambil hikmah dan kabaikan dicerita terebut

Baca Juga Cerita Inspirasi Kehidupan yang tidak kalah menarik lainnya :

Cerpen Percintaan Romantis : Cinta Berawal Dari Sebuah Apel

1 comment
Cerpen Percintaan Romantis : Cinta Berawal Dari Sebuah Apel
Cinta Berawal Dari Sebuah Apel

Cerpen Percintaan Romantis : Cinta Berawal Dari Sebuah Apel

Cerpen Percintaan Romantis - Hai sobat Moco Cerpen, kali ini admin akan memberikan sebuah cerpen berjudul Cinta Berawal Dari Sebuah Apel, dalam cerpen ini terdapat sebuah Inspirasi dalam cinta. mari kita baca seperti apa ceritanya.

Waktu itu aku baru saja memasuki hari - hari sebagai mahasiswa baru. Semuanya terasa sempurna, teman baru yang menyenangkan dan suasana baru yang penuh tantangan, hingga penyakit tifus datang menyapaku. Aku terbaring di rumah sakit hampir sebulan lamanya.

Teman - temanku bergantian menengok dan memberiku dukungan, tidak sedikit pula yang berusaha menarik perhatianku dengan membawa serangkaian bunga atau kembang gula. Tapi ada seorang pria pendiam yang membuatku penasaran, dia mengaku salah satu dari teman sekelasku. Meski aku merasa pernah melihat wajahnya, aku tidak ingat dia ada di kelasku.

Adrien, nama pria itu. Ia selalu membawakanku sebutir apel setiap hari, hanya sebuah. Dia mengunjungiku dari hari pertama aku dirawat sampai akhirnya aku sembuh dan diizinkan pulang. Meski heran, aku mencoba menahan diri untuk bertanya mengapa dia hanya membawakanku sebutir apel setiap hari, bukan sebuket bunga, setidaknya sekeranjang apel, atau tidak sama sekali, itu tentu tidak akan lebih aneh daripada sebutir apel saja.

Saat aku kembali ke kampus, yang pertama kucari adalah Adrien. Aku selalu penasaran apakah dia benar teman sekelasku ? Ternyata dia memang ada di sana, duduk di kursi paling pojok dan seharian hanya tidur di kelas. Aku tak menyapanya dan melakukan kegiatan belajarku seperti biasanya. Tapi saat pulang, aku kembali menemukan sebutir apel di lokerku.

Keesokan harinya aku membangunkan tidurnya dan mengajaknya makan siang bersama. Kali ini aku tidak bisa menahan keingintahuanku tentang sebutir apel yang selalu diberikannya kepadaku.

Aku begitu terkejut ketika mendengar awal kisah sebutir apel itu ternyata dimulai olehku sendiri. Saat itu masa orientasi mahasiswa baru. Menurut Adrien, ia lupa membawa bekal karena terlambat bangun. Lalu seorang wanita bertubuh pendek, yaitu aku, menawarkan sebutir apel karena melihatnya tidak membawa bekal saat makan siang. (Baca Juga : Tips Dan Trik Cinta)

Ia bilang hatinya merasa tersentuh karena wanita itu tidak menanyakan alasannya tidak membawa bekal, meski mungkin lebih karena wanita itu tidak peduli padanya. Tetapi untuk pertama kalinya bagi Adrien, seorang yang tidak peduli padanya justru menyelamatkan dirinya hari itu.

Saat itu ia nyaris pingsan karena lapar dan tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa karena tidak ada orang yang dikenalnya. Sejak saat itu, ia mengaku sangat menyukai buah apel. Sebutir apel yang ia berikan setiap hari merupakan balasan kebaikanku dulu.

Ia mengandaikan buah apel sepotong cinta, ia berikan sebutir setiap hari dan akan selalu sama. Meski mungkin dia tidak menawarkan cinta yang berlebihan dengan sebuket mawar atau sekotak kembang gula, hanya sebutir apel sederhana, tapi baginya cintanya padaku tidak akan pernah berubah. Dia tidak mencoba menarik perhatianku dengan sesuatu yang wah, tapi hanya menawarkan sepotong cinta yang setia, cinta yang sederhana.

Aku mungkin merasa tidak percaya seorang Adrien yang agak antisosial bisa berpikir tentang cinta seperti sebuah apel, tapi dalam kenyataan hidup hal itu memang terjadi.

Kebaikan yang tidak kita sadari bisa menggugah perasaan seseorang sampai ia rela memberikan cintanya dengan tulus kepada kita. Jadi, buat kamu yang belum menemukan cinta, mungkin di suatu tempat kebaikan yang tidak kamu sadari itu justru bisa membuat orang jatuh cinta.

Kamu tidak perlu menarik perhatian dengan memberikan segala macam barang karena cinta itu adalah hal yang sederhana, tawarkan cinta seperti apa adanya, meski itu hanya sepotong saja.

Bagaimana sobat tentang cerita diatas, apakah sobat sudah mengerti arti cinta sebenarnya, cinta sejati merupakan cinta yang diberikan secara tulus dan sederhana bukan yang diberikan karena kemewahan. Cukup sekian Cerpen yang dapat admin bagikan kepada sobat.

Baca Juga Cerpen Percintaan Romantis Lainnya :

Cerita Inspirasi Kehidupan : Kendaraan Seorang Bapak Tua Bijak

No comments
Cerita Inspirasi Kehidupan
Kendaraan Seorang Bapak Tua Bijak

 Cerita Inspirasi Kehidupan : Kendaraan Seorang Bapak Tua Bijak

Inspirasi Kehidupan - Cerita yang akan admin bagikan kali adalah bercerita sebuah kisah Kendaraan Seorang Bapak Tua Bijak. Dalam cerita kali ini, kita dapat mengambil beberapa point penting dalam menjalani kehidupan. Untuk mengetahui point penting tersebut, mari kita baca bersama kisahnya.

Matahari di padang pasir terasa membakar. Hanya sesekali angin bertiup, menerbangkan debu-debu yang memerihkan mata. Membuat seorang pemuda kerepotan mengarungi samudera pasir yang membentang luas. Namun, hatinya sedikit tenang. Unta yang di tungganginya masih muda dan kuat. Ia berharap kendaraannya ini sanggup untuk menempuh perjalanan yang jauh. Karena masih ada separuh perjalanan lagi yang harus ditempuh Sang Pemuda.

“Mudah - mudahan aku selamat sampai Makkah," katanya penuh harap. "Dan, segera melihat Baitullah yang selama ini aku rindukan.”

Panggilan rukun Islam kelima itulah yang telah membulatkan tekadnya mengarungi padang pasir yang terik.

Di tengah perjalanan, tiba - tiba Pemuda itu menatap tajam ke arah seseorang yang tengah berjalan sendirian di padang pasir.

'Kenapa orang itu berjalan sendiri di tempat seperti ini ?' tanya pemuda itu dalam hati. Sungguh berbahaya.

Pemuda tersebut menghentikan untanya di dekat orang itu. Ternyata, ia adalah seorang lelaki tua. Berjalan terseok - seok di bawah terik matahari. Lalu, Pemuda itu segera turun dari kendaraannya dan menghampiri.

“Wahai Bapak Tua, Bapak mau pergi ke mana ?” tanyanya ingin tahu.

“In syaa Allah, aku akan ke Baitullah,” jawab orang tua itu dengan tenang.

“Benarkah ?!” Pemuda itu terperanjat. Apa orang tua itu sudah tidak waras ? Ke Baitullah dengan berjalan kaki ?

“Betul Nak, aku akan melaksanakan ibadah haji,” kata orang tua itu meyakinkan.

“Maa sya Allah, Baitullah itu jauh sekali dari sini. Bagaimana kalau Bapak tersesat atau mati kelaparan ? Lagi pula, semua orang yang kesana harus naik kendaraan. Kalau tidak naik unta, bisa naik kuda. Kalau berjalan kaki seperti Bapak, kapan Bapak bisa sampai ke sana ?” Pemuda itu tercenung, merasa takjub dengan Bapak Tua yang ditemuinya.

Ia yang menunggang unta dan membawa perbekalan saja, masih merasa khawatir selama dalam perjalanan yang begitu jauh dan berbahaya. Siapapun tak akan sanggup menempuh perjalanan sejauh itu dengan berjalan kaki. Apa ia tidak salah bicara ? Atau memang orang tua itu sudah terganggu ingatannya ?

“Aku juga berkendaraan,” kata Bapak Tua itu mengejutkan.

Si Pemuda yakin kalau dari kejauhan tadi, ia melihat orang tua itu berjalan sendirian tanpa kendaraan apa pun. Tapi, Bapak Tua itu malah mengatakan dirinya memakai kendaraan.

Orang ini benar-benar sudah tidak waras. Ia merasa memakai kendaraan, padahal aku lihat ia berjalan kaki ... pikir si Pemuda geli.

“Apa Bapak yakin kalau Bapak memakai kendaraan ?” tanya Sang Pemuda itu menahan senyumnya.

“Kau tidak melihat kendaraanku ?” orang tua itu malah mengajukan pertanyaan yang membingungkan. Si Pemuda, kini tak dapat lagi menyembunyikan kegeliannya.

“Kalau begitu, apa kendaraan yang Bapak pakai ?” tanyanya sambil tersenyum.

Orang tua itu termenung beberapa saat. Pandangannya menyapu padang pasir yang luas. Dengan sabar, si Pemuda menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut orang tua itu. Akankah ia mampu menjawab pertanyaan tadi ?

“Kalau aku melewati jalan yang mudah, lurus, dan datar, kugunakan kendaraan bernama Syukur. Jika aku melewati jalan yang sulit dan mendaki, kugunakan kendaraan bernama Sabar,” jawab orang tua itu tenang.

Si Pemuda ternganga dan tak berkedip mendengar kata-kata orang tua itu. Tak sabar, pemuda itu ingin segera mendengar kalimat selanjutnya dari lelaki tua tersebut.

“Jika takdir menimpa dan aku tidak sampai ke tujuan, kugunakan kendaraan Ridha. Kalau aku tersesat atau menemui jalan buntu, kugunakan kendaraan Tawakkal. Itulah kendaraanku menuju Baitullah,” kata Bapak Tua itu melanjutkan.

Mendengar kata-kata tersebut, si Pemuda merasa terpesona. Seolah melihat untaian mutiara yang memancar indah. Menyejukkan hati yang sedang gelisah, cemas, dan gundah. Perkataan orang tua itu amat meresap ke dalam jiwa anak muda tersebut.

“Maukah Bapak naik kendaraanku ? Kita dapat pergi ke Baitullah bersama-sama,” ajak si Pemuda dengan sopan. Ia berharap akan mendengarkan untaian-untaian kalimat mutiara yang menyejukkan jiwa dari orang tua itu.

“Terima kasih Nak, Allah sudah menyediakan kendaraan untukku. Aku tak boleh menyia-nyiakannya. Dengan ikut menunggang kendaraanmu, aku akan menjadi orang yang selamanya bergantung kepadamu,” sahut orang tua itu dengan bijak, seraya melanjutkan perjalanannya.

Ternyata, orang tua itu adalah Ibrahim bin Adham, seorang ulama yang terkenal dengan kebijaksanaannya.
*****
Untuk menempuh perjalanan kehidupan yang kita lalui ini. Bukan mobil mewah yang kita butuhkan sebagai kendaraan kita. Bukan pula harta melimpah yang kita butuhkan untuk bekal mengarungi kehidupan ini. Cukup hati yang lapang, yang dapat menampung segala kemungkinan keadaan. Menyediakan bahan bakar Syukur, Sabar, Ridha dan Tawakkal. Hidup akan terasa lebih indah jika merasa bahagia. Demikianlah sebuah Inspirasi yang dapat kita ambil dari kisah diatas. Untuk membaca Cerita Inspirasi lainnya sobat juga dapat mengunjungi kategori Inspirasi Wanita dan juga Cerita Inspirasi Sukses.

Baca Juga Cerita Inspirasi Kehidupan Lainnya :

Cerita Inspirasi Religi : Adzan Terakhir Bilal Ibn Rabbah

No comments
Cerita Inspirasi Religi
Adzan Terakhir Bilal Ibn Rabbah

Cerita Inspirasi Religi : Adzan Terakhir Bilal Ibn Rabbah

Cerita Inspirasi Religi - Selamat malam sobat sekalian. Dimalam yang indah ini, admin akan memberikan sebuah cerita yang menceritakan tentang kisah dizaman Nabi. Semoga cerita ini dapat menemani malam santai sobat sekalian serta dapat memberikan sedikit Inspirasi bagi kita semua. kisah ini berjudul Adzan Terakhir Bilal Ibn Rabbah. Mari kita membaca bersama-sama sobat.

Semenjak Rasulullah wafat, Sahabat Bilal ibn Rabbah menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi.

Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu Bilal berkata, "Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi."

Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.

Kesedihan sebab ditinggal wafat oleh Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia bersama rombongan pasukan Fath Islamy berangkat menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.

Sudah lama Bilal tak mengunjungi Madinah, hingga sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya, "Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa ? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku ? Mengapa sampai seperti ini ?"

Bilal pun bangun terperanjat, segera ia mempersiapkan perjalanan ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Rasulullah. Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Rasulullah, kepada Sang Kekasih.

Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa mendekatinya. Keduanya adalah cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua itupun memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.

Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal, "Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami ? Kami ingin mengenang kakek kami."

Ketika itu, Umar bin Khattab yang saat itu telah menjadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan tersebut, dan beliaupun juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.

Bilal pun memenuhi permintaan itu.

Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup.

Mulailah dia mengumandangkan adzan.

Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun - tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

Ketika Bilal meneriakkan kata 'Asyhadu an laa ilaha illallah', seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.

Dan saat bilal mengumandangkan 'Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah', Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.

Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang telah menerbitkan rasa kerinduan penduduk Madinah kepada Rasulullah. Adzan yang tak bisa dirampungkan.

Dan pada saat itu, Kota Madinah banjir oleh air mata kerinduan kepada Rasulullah. Allaahumma Sholli 'Alaa Muhammad.

Demikianlah sebuah kisah yang dapat admin share kepada sobat. Kita doakan bersama semoga Bilal Ibn Rabbah bisa bersanding disisi Nabi dalam surga, Aminnn. Jika sobat Ingin membaca artikel penuh inspiratif lainnya, sobat dapat mengunjungi Kategori Inspirasi Kehidupan dan juga Inspirasi Wanita. dikategori tersebut banyak sekali nilai inspirasi yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran dalam hidup. Cukup sekian, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menghibur sobat sekalian.

Sumber : alkisaah.blogspot.co.id

Baca Juga artikel lainnya mengenai Cerita Inspirasi Religi :

Inspirasi Kehidupan : Sebuah Pesan Dari Sesosok Ibu

No comments
Sebuah Pesan Dari Sesosok Ibu
Sebuah Pesan Dari Sesosok Ibu

Inspirasi Kehidupan : Sebuah Pesan Dari Sesosok Ibu

Inspirasi Kehidupan - Pada suatu hari, nampak ada seorang pemuda yang sedang tergesa-gesa memasuki sebuah restoran, ia memasuki lestoran tersebut karena kelaparan pasalnya sejak pagi dirinya belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"

"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."

Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."

Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia menyodorkan ke anak penjual kue tersebut. "Saya tidak mau kuenya, dik. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.

Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"

"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.

Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."

Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

*****
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.

Demikialah artikel berjudul Sebuah Pesan Dari Sesosok Ibu. Dalam cerita diatas, seorang ibu memberikan pesan kepada anaknya yang berjualan kue untuk tidak menerima uang dari orang yang kasihan, tapi terimalah uang dari hasil menjual kuenya saja. pesan tersebut mengajarkan pada kita bahwa kita dalam kondisi sesusah apapun, harus tetap berjuang dan bekerja keras. Ibu merupakan sosok Inspirasi Wanita anak-anak dan keluarganya. Terima kasih sudah membaca artikel diblog mococerpen ini. jangan bosen untuk berkunjung lagi ya sobat, ditunggu. 

Baca Juga Cerita Inspirasi Kehidupan yang lainnya :

Inspirasi Kehidupan : Semangkuk Bakso Dihari Ulang Tahunku

1 comment
Semangkuk Bakso
Semangkuk Bakso

Semangkuk Bakso Dihari Ulang Tahunku

Inspirasi Kehidupan - Apa kabar sobat, sudah lama admin tidak posting diblog mococerpen ini. kali ini admin akan kembali posting dengan artikel berjudul Semangkuk Bakso Dihari Ulang Tahunku. Cerita ini mengisahkan seorang anak yang menyesal karena salah persepsi terhadap ibunya. Ia mengira bahwa ibunya beserta keluarganya tidak ingat lagi dengan hari ulang tahunnya, padahal tidak demikian. Artikel kali ini dapat menjadi hal yang menyentuh karena sosok seorang ibu merupakan Inspirasi Wanita bagi setiap anak dan keluarganya. oke langsung saja kita baca ceritanya ya sobat. selamat menikmati. 

Diceritakan disuatu kelarga, biasanya di hari ulang tahun Rindu, ibu pasti sibuk berada di dapur untuk memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu-tunggu oleh Rindu, betapa kecewanya dirinya, tatkala melihat meja makan kosong, tidak nampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya terletak dimeja makannya. Rindupun merasa kesal, marah, dan jengkel atas hal tersebut.

"kenapa ini, apa ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Apa ibu sudah lupa dengan hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan," dalam hati Rindu sambil menggerutu. "Ini semua bisa terjadi pasti gara-gara Billa sakit semalam sehingga ibu tidak ingat dengan hari ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!sindir Rindu terhadap Billa"


Rindu pun menunggu sampai siang, sepertinya orang serumah tidak ada yang peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberikan ucapan selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.

Dengan perasaan marah dan sedih, Rindu pun memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah begitu saja. Dengan kondisi perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan tak tau arah. Saat Rindu melewati didepan sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat dari bakto tersebut, tiba-tiba Rindu sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.

"Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," Tanya si tukang bakso.

"Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.

"Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak."
 

Rindu pun segera masuk kedalam untuk mencari tempat duduk.

Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang.

"Saya jadi teringat ibu saya, bang. Sebenarnya... hari ini adalah hari ulang tahun saya. Malah abang, orang yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sangat merasa sedih dan kecewa, bang."

"Neng yang sangat cantik, abang yang baru pertama kali memberi makanan saja bisa bikin neng terharu sampai nangis begini. Lha, padahal ibu dan bapak neng, adalah orang yang selalu memberikan makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho."tukan bakso sedikit memberikan nasehat.

Rindu seketika tersadar atas apa yang telah dilakukannya, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"

Setelah menghabiskan makanan dan mengucap terima kasih kepada tukang bakso, Rindupun bergegas pergi menuju rumahnya. Setibanya di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,

"Rindu, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Rindu, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Rindu. Rindu pasti lapar kan? Ayo nikmati makanan yang telah ibu buat semua itu."

"Ibu, maafkan Rindu," Rindu pun mengeluarkan air matanya dan sangat menyesal atas apa yang dipikirkannya di pelukan ibunya. Dan yang membuat Rindu semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Rindu membuatkan pesta kejutan untuk anank kesayangannya.



*****

Saat kita mendapatkan pertolongan atau menerima suatu pemberian sekecil apapun dari orang lain, sering kali kita merasa begitu senang dan selalu berterima kasih kepadanya. Namun sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun.

Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya.


Bagaimana cerita diatas sobat, apakah bisa memberikan sebuah pelajaran bagi kita semua. Yah, seharusnya kita harus bisa mendapatkan sebuah manfaat yang luar biasa dari artikel diatas. terima kasih telah berkunjung diblog mococerpen dan jangan sampai bosan ya untuk selalu berkunjung.

Baca Juga Cerita Inspirasi Kehidupan Lainnya  :
1). Cerita Inspirasi Kehidupan : Andaiakan Kamu hidup Tinggal Menghitung Hari ?
2). Cerita Inspirasi Kehidupan : Seorang Ibu dan Menantu Wanita
3). Cerita Inspirasi Kehidupan : Mengais Rezeki Seteleh Adzan Berkumandang
4). Cerita Inspirasi Kehidupan : Pengorbanan Terhebat IBU

Cerpen Percintaan Sedih : Mengenang Memori Indah Bersamanya (Masa Putih Abu-Abu)

1 comment
Cerpen Percintaan Sedihh
Mengenang Memori Indah Bersamanya (Masa Putih Abu-Abu)

Mengenang Memori Indah Bersamanya (Masa Putih Abu-Abu)

Malam yang sunyi seakan menghantui kesendirian yang sedang aku jalani. Desir deras hembusan air seakan menusuk dalam setiap lubang pori-poriku. Aku duduk didepan teras Kosan baruku, karena memang sekarang aku sedang melanjutkan study dijawa sehingga mengharuskan untuk kos. dengan membawa gitar usang kesayanganku. Hanya dia yang mau mengerti perasaanku, hanya dia yang selalu menemaniku dikala aku merasakan kesendirian.

Malam itu ku mainkan gitar usangku, petikan gitar mulai terasa disetiap ujung jari-jemariku
Aku sedih, ku terluka. Kemudian menembangkan sebuah lagu yang bagiku memiliki arti sangat mendalam karena menceritakan kehidupanku.

Ku menangis kau pergi selamanya
Aku hancur berkeping-keping
Bagaimana ku bisa hidup tanpa ada dirimu
Ingatkah saat itu kau bisikkan
Kata cinta yang terindah
Kau menjadi kekasih sampai nanti mati
Aku terlalu rapuh untuk mengenang memori-memori indah
Aku terlalu sakit untuk mengenang dirimu
Aku terlalu takut untuk mengenang memori-memori indah
Aku terlalu sakit untuk mengingat wajahmu
Duhai kekasih kau selalu di hati, selalu di hatiku

Setiap bait lagu yang ku nyanyikan pun mulai terasa sahdu. Namun, tak ku sangka. Kesahduan lagu membawaku kedalam memori yang sangat indah. Sampai tak kusadari bahwa derai air mata telah menetes dipipi-pipiku.
Sampai saat ini...aku masih menunggunya. Menunggu sesorang yang telah pergi dengan Setia. Tapi aku tau upayaku untuk menunggunya hanyalah sebuah harapan yang tak akan tercapai. Semuanya yang sudah terjadi takkan pernah kembali seperti sedia kala.

Sebanarnya aku menyadari hal tersebut, karena aku tahu bahwa kini dia telah memiliki kehidupanya sendiri. Dan akupun memiliki kehidupanku sendiri yang aku impikan. Saat ini dirinya telah sah menjadi milik orang lain. Sedangkan aku? Sedangkan aku masih berusaha menggapai impianku, sehingga sampai tidak sempat untuk berpikir tentang siapa yang akan menemaniku sepenuhnya. Menggantikan posisinya dalam hatiku, dan mewarnai langkah perjalanan hidup baruku. Aku belum memikirkan itu setelah mengakhiri hubungan dengan dirinya.

Akupun juga tahu bahwa dia kini sudah menikah dan telah mengandung dari hasil pernikahannya. Akan ada sang buah hati yang hadir ditengah-tengah kehidupannya. Yang pasti semakin melengkapi kehidupan keluarganya. Sedangkan aku? Jangankan mengharapkan buah hati dalam kehidupanku. Hingga saat inipun aku belum mampu menemukan cinta sejatiku, dan hanya masih memikirkan tentang impianku.

Disaat aku berada dalam kondisi seperti ini, yaitu mengingat memori indahku. Dalam hati kecilku selalu bergumam “Mengapa semua yang indah pada awalnya, harus berakhir seperti ini?”

Dalam benak, aku sungguh merasakan rasa rindu yang sungguh menyayat-nyayat. Aku sungguh merindukan perhatian dan kasih sayang yang dulu pernah dia berikan. Aku benar-benar merindukannya. Tapi aku mengerti bahwa rasa rinduku hanya akan membuat dosa untukku, karena dia memang sudah ada yang memiliki.

Permainan gitarku terhenti. Badanku terasa lemah lunglai. Tak ada keinginan untuk melakukan kegiatan malam ini. Makan pun aku tak ingin. Aku hanya ingin bertemu dengannya. Malam ini, dan saat ini juga. Tapi semua mustahil. Sangat mustahil!

Setelah merasakan kerinduan yang begitu mendera, permainan gitarpun aku hentikan. Seluruh badanku seakan menjadi lemah tak berdaya. Tak ada lagi kegiatan yang aku ingin lakukan dimalam ini. Makan, nonton tv pun aku tak ingin. Aku hanya ingin bertemu dengan dirinya malam ini. Iya malam ini saat ini juga. Tapi semua ini pasti mustahil dan sangat mustahil. Dia jauh disana dengan pasangannya.

*Flash back on.........

Hubungan perjalanan cintaku bersamanya memang sangat dramatis. Saat pertama kali kita mulai kenal. Aku tidak pernah memperhatikannya, aku tidak pernah peduli dengannya bahkan seakan-akan acuh dengannya. Meskipun saat itu aku satu kelas dengannya. Hubungan saat itu dimulai mulai kelas 1 SMA, disaat itu aku belum terlalu berpikiran mengenai memiliki sosok pasangan. Aku hanya fokus dengan pelajaran disekolah. Sering kali teman-teman meledek dan memberi tahu padaku bahwa dia suka padaku. Akupun hanya menganggapnya sebagai sebuah candaa saja.

Sering sekali teman memberi tahu hal itu. Akupun tidak peduli, sampai akhirnya dia memiliki seorang pacar. Mungkin hal itu dia lakukan karena sudah lelah mengagumiku tanpa ada balasan dariku. Mendengar kalau dia telah memiliki pacar, saat itupun tidak ada sama sekali perasaan cemburu, karena memang aku tidak menyukainya.

Kemudain satu tahun berlalu. Saya pun menginjak dikelas 2, seperti diSMA-SMA lain diindonesia, setiap kali naik kelas 2 pasti sudah kewajiban untuk memilih jurusan. Saat itu diSMA ku hanya memiliki 2 jurusan saja yaitu IPA dan IPS. Aku memilih jurusan IPA karena memang aku lebih menyukai ilmu esak. Tidak kusadari ternyata dia juga mengambil jurusan IPA juga dan ternyata lagi dia satu kelas lagi denganku.

Hari-haripun berlalu, aku masih saja tidak mempedulikannya. Hingga sampai suatu saat lebih tepatnya tanggal 19 April 2015 aku dan dia resmi berpacaran. Entah apa yang terjadi, aku seakan-akan semakin lama semakin memperhatikannya. Ketika dia putus dengan pacarnya, dia kembali sering bercerita dengan teman-temannya kalau dia masih mengagumi ku, hal tersebutpun disampaikan teman-temannya kepadaku. aku semakin lama, semakin heran dengan apa yang ada dipikirannya, kenapa dia begitu mengagumiku. Dalam benakku apa benar-benar tulus dia denganku. Seiring berjalan waktu sehingga kami resmi berpacaran pada tanggal 19 April 2015.

Pada awalnya aku benar-benar tidak memiliki rasa dengannya. Namun perasaan tersebut seakan-akan berubah 360 derajad. Aku semakin lama semakin sangat mencintainya, kami menjalani kisah percintaan dengan begitu bahagia layaknya seperti anak muda lainnya. Di 5 bulan pacaran kami masih sangat hangat-hangatnya belum ada permasalahan maupun cobaan menghampiri kisah percintaan kita. Namun menginjak diumur yang ke 6 bulan, cobaan demi cobaan mulai berdatangan bertubi-tubi menghampiri kita. Bukan masalah kecil yang kami hadapai, hingga suatu ketika perkataan putus hampir terucap berulang kali. Namun karena saling kepercayaan, kami akhirnya bisa mempertahankan hingga 2 tahun lamanya. Cobaan tidak hanya datang sekali melainkan bertubi-tubi seolah-olah kami seperti batu karang yang tiada hentinya diterjang ombak.

Hingga akhirnya ketika hubungan kami sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun. Saat itu merupakan sebuah kelulusan SMA. Disini mulai cobaan yang sungguh berat sudah menanti kita. Ketika lulus saya berniat untuk melanjutkan study diuniversitas, sedangkan dia tidak melanjutkan.

Ketika aku menjelaskan apa yang menjadi keinginan dan cita-citaku, dia hanya menangis dan seakan-akan tidak rela jika aku meninggalkannya jauh. Namun hal itu tidak bisa aku cegah karena memang aku menginginkan keberhasilanku segera tercapai.

Dan karena permasalahan tersebutlah, sehingga aku dengan dirinya harus merelakan hubungan yang telah kami jalin terputus. Mungkin disalah satu pihak akan berpikiran ini merupakan salahku, karena aku lebih memilih untuk meraih cita-citaku melanjutkan keperguruan tinggi. Tapi hal tersebut aku lakukan supaya jika nanti aku bertakdir dengan dirinya, aku memiliki bekal ilmu yang baik untuk masa depan nanti. Tapi dia tidak bisa jika harus berhubungan jarak jauh denganku. Maka karena itulah dia lebih memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita.

*Flash back off.....

Petikan gitarku terhenti ketika kenangan demi kenangan bersamanya telintas dalam pikiranku.

Aku harus mengambil keputusan. Aku harus menutup buku kenangan bersamanya dan tak terus larut dalam kenangan itu. Aku harus bangkit, aku harus segera berdiri. Ini merupakan keputasan yang aku buat, jadi jangan mengingat masa yang seharusnya dilupakan. Mulai dari sekarang, akan aku hapus semua kenangan bersamanya dan tidak akan lagi mengingatnya, merindukannya maupun menginginkannya kembali. Yang saya fokuskan saat ini adalah impian. Yah benar impian, impian berupa sebuah keberhasilan & kesuksesan yang selama ini aku canangkan dalam pikiranku. Sekarang saatnya melihat kedepan, dimana letak cahaya terang bersinar menungguku. Saat ini aku sudah berhasil melanjutkan study disalah satu perguruan tinggi, ini juga berarti impianku semakin terbuka. Aku akan segera berhasil.

“Selamat Tinggal Kenangan dan Aku Datang Masa depan”

 

Judul : Mengenang Memori Indah Bersamanya (Masa Putih Abu-abu)

Kategori : Cerpen Percintaan Sedih

Penulis : Abdul Rouf 

Karya : Abdul Rouf

Cerita Inspirasi

Cerpen Popular