Cerita Inspirasi Religi : Perempuan Ahli Ibadah (Muadzah Binti Abdullah)

5 comments

Perempuan Ahli Ibadah (Muadzah Binti Abdullah)

Cerita Inspirasi Religi : Perempuan Ahli Ibadah (Muadzah Binti Abdullah)
Perempuan Ahli Ibadah (Muadzah Binti Abdullah)

Artikel yang akan kami bagikan ini bersumber dari buku karya Nur Kholish Rif’ani “Kisah-kisah Wanita Super inspiratif”. Buku ini sangat recommended sekali bagi para wanita, karena didalamnya berisi banyak sekali tokoh-tokoh wanita yang patut diteladani. Artikel yang mococerpen bagikan ini berjudul Cerita Inspirasi Religi : Perempuan Ahli Ibadah (Muadzah Binti Abdullah). Selamat membaca ya sahabat, semoga terhibur.

*****

“Aku sungguh heran dengan mata yang selalu tidur, padahal dia sudah tahu akan adanya tidur panjang nanti di dalam kegelapan kubur.”

Pernyataan ini diungkapkan oleh Muadzah binti Abdullah yang dikenal sebagai perempuan ahli ibadah. Ia memiliki nama lengkap Muadzah binti Abdullah Al-Adawiyyah Al-Bashriyyah Ummu Al-Shahba’.

Sepanjang waktunya, Muadzah tak pernah berhenti mengingat Allah. Dia sangat gemar membaca Al-Aur’an, terutama setelah shalat subuh dan sore hari. Hatinya tidak pernah kosong. Dia selalu berdzikir kepada Allah Swt.

Pada malam hari, saat orang terlelap istirahat, Muadzah tidak mau melewatkan waktunya sedetik pun untuk tidur. Dia menghidupkan malam untuk kembali beribadah. Kataatan Muadzah dalam beribadah sungguh patut diacungi jempol.

Bahkan, pada saat malam pengantin Muadzah tak melewatinya dengan gelimangan kemesraan bersama sang suami. Bersama suaminya, Shalih bin Asyyam, Muadzah justru mengisi malam pengantin dengan beribadah. Keduanya tidak berpaling dari Allah, mereka melakukan shalat malam, hingga tanpa terasa telah memasuki waktu fajar. Mereka sampai lupa kalau sedang menjalani malam pengantin. Esok harinya, keponakan shilah bertanya kepada pamannya, “Wahai paman, Muadzah telah diserahkan padamu tadi malam. Tapi, engkau malah melaksanakan salat dan memberikannya.”

Shilah menjawab, “Wahai keponakanku, sesungguhnya kemarin engkau telah memasukkan diriku di dalam sebuah rumah yang mengingatkanku pada neraka. Lalu engkau membawaku ke sebuah rumah yang mengingatkanku pada surga. Pikiranku terus-menerus teringat pada keduanya hingga keesokan harinya.”

Begitulah kehidupan Muadzah bersama suaminya yang hanya memiliki satu tujuan: mencari ridha Allah. Pasangan ini bagaikan pertemuan lautan ilmu. Shilah dikenal sebagai orang yang terhormat, pemimpin teladan, dan ahli ibadah. Keduanya merupakan ahli fikih.

Tidak hanya urusan ibadah, Muadzah memiliki sifat bijaksana yang mengalir dari setiap kata-kata dan perbuatannya. Segal ucapan Muadzah selalu berisi nasihat dan peringatan tentang bahaya dunia. salah satu ucapan Muadzah kepada perempuan yang disusuinya, “Wahai anakku, jadikanlah pertemuan dengan Allah diiringi sikap waspada dan pengharapan. Sebab, aku melihat orang yang berharap, mendapatkan hak berupa tempat kembali yang baik di hari ia menghadap-Nya. Aku melihat orang yang takut, mendapatkan angannya akan keselamatan di hari saat orang-orang berdiri menghadap-Nya. Aku menemani dunia selama 70 tahun. Aku sama sekali tidak melihat ketenangan mata di dalam.”

Semasa hidupnya, Muadzah cukup dekat dengan Rasulullah dan para sahabat. Kedekatan ini yang membuatnya beruntung, karena mendapat ilmu langsung dari sumbernya. Ia mendapat ilmu dari Rasulullah, Aisyah, serta para sahabat seperti Ali bin Abu Thalib dan Hisyam bin Amir. Dari para sumber ilmu inilah, Muadzah meriwayatkan hadis-hadis.
Perempuan yang memelihara diri dan harta saat suaminya tidak ada adalah nilai terbesar yang diidamkan dalam diri perempuan. Muadzah Al-Adawiyyah termasuk dalam golongan ini.

Tahun 62 H, suami dan anaknya mati syahid di perang Sajistan. Ketika kabar duka datang. Muadzah sangat bersabar dan berserah diri kepada Allah. Banyak yang datang menyampaikan bela sungkawa. Tapi, Muadzah berkata kepada mereka, “Selamat datang kepada kalian jika kalian datang untuk menyampaikan ucapan selamat. Namun, jika kalian datang bukan untuk tujuan tersebu, pulanglah!”

Para pelayat kagum dengan kesabaran Muadzh. Peristiwa ini makin menambah tinggi kedudukan dan posisinya di mata mereka. Sepeninggal suaminya, Muadzah masih hidup lebih dari 20 tahun. Setiap hari dilewatinya dan mempersiapkan diri untuk bertemu Allah. Dia berharap dapat berkumpul kembali dengan suami dan anaknya dalam naungan kasih sayang-Nya.

Dikisahkan saat menjelang ajal, Muadzah menangis, kemudian tertawa. Lalu ia ditanya,”Kenapa engkau managis, lalu tertawa?”

Muadzah menjawab, “Aku menangis karena aku mengingat perpisahan dengan aktivitas puasa, shalat, dan zikir. Sedangkan senyuman dan tawaku tadi karena aku melihat suamiku telah menyambutku di beranda rumah dengan dua kalung berwawrna hijau, dan ia bersama dalam rombongan. Sungguh tidak melihat mereka mempunyai kalung yang menyamainya, maka aku tertawa.”

Muadzah wafat sebelum masuk waktu shalat, pada tahun 83 H. Dia termasuk sahabiyah yang patut diteladani umut Islam, khususnya kaum muslimah.

Sungguh luar biasa bukan, sosok perempuan dalam artikel diatas sahabat. Muadzah tidak pernah berpaling dalam perintah Allah Swt. Memiliki tingkat kesabaran yang sangat tinggi sekali, terlihat ketika harus ditinggal oleh suami dan anaknya. Artikel diatas semoga dapat dijadikan teladan baik bagi kaum muslim dan khususnya kaum Muslimah. Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Cerita Insirasi Religi : Perempuan Ahli Ibadah (Muadzah Binti Abdullah).

Daftar Pustaka : “Kisah-kisah Wanita Super Inspirasi” penulis Nur Kholish Rif’ani.

--------------------*****--------------------
 

Jangan lupa sukai fanspage Facebook Moco Cerpen dan follow twitter @MC_MocoCerpen ya Sahabat.


Sahabat juga bisa membaca Cerita Inspirasi Religi yang lain :
Bagikan Artikel :

5 komentar

masyaalllah luar biasa gan... sangat menyentuh

Mantap gan..tambahin lagi postingan mengenai agama gan

Salam blogwalking

www.jarangbeli.com

wah bener -bener menyentuh dan menginspirasi, cerpennya mantap gan.